Categories: Berita
Published Agustus 24, 2022

TULUNGAGUNG – Bupati Tulungagung, Drs. Maryoto Birowo, MM memaparkan inovasi pemerintah Kabupaten Tulungagung terkait hasil aksi Koordinasi, Intervensi, dan Integrasi (Konvergensi) stunting di Kabupaten Tulungagung pada agenda Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Stunting Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Agenda penilaian yang diselenggarakan Pemprov Jatim ini digelar secara virtual pada Selasa (24/8/2022).

Dalam agenda tersebut, Bupati didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Tulungagung, Ny. Siyuk Maryoto Birowo dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Dalam pemaparannya, Bupati menyampaikan pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan holistik, intergratif, tematik, dan spatial. Pendekatan yang telah dilakukan sejak 2019 itu, membuat angka balita stunting di Tulungagung mengalami penurunan dan menjadi terendah ke empat di Jawa Timur.

Yakni, berdasarkan prevalensi stunting sebesar 5,51%. Preevalensi stunting di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2021, bulan timbang September 2021, turun menjadi 4,52%. Jumlah ini turun dibandingkan bulan timbang Agustus 2020, jumlah anak stunting di Kabupaten Tulungagung sebanyak 2.901 anak.

“Penurunan ini tak lain hasil dari berbagai intervensi spesifik maupun sensitif yang telah dilakukan melalui kolaborasi antara perangkat daerah, perangkat desa, PKK maupun stakeholder lainnya yang terkait lainnya dari tingkat kabupaten, kecamatan sampai tingkat desa. Bahkan, ,” tuturnya.

Pria nomor satu dilingkup Pemkab Tulungagung ini menambahkan meski angka stunting terus mengalami penurunan, pihaknya mengaku tetap berupaya melakukan penanganan khususnya kepada 10 desa yang menjadi locus penanganan stunting tahun 2022 ini.

“Penanganan stunting ini sangat penting. Yakni untuk menciptakan SDM unggul sebagai penerus generasi bangsa,” tandasnya.

Ditempat berbeda, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Dr. Kasil Rokhmad mengatakan salah satu upaya menekan angka stunting yakni mengendalikan angka pernikahan dini.

“Pernikahan dini masih marak. Untuk itu, perlu adanya sinergitas bersama untuk mengendalikan angkanya,” tandasnya. (pri/prokopim tulungagung)

Pos Terbaru