Categories: Berita
Published Oktober 15, 2018

Tulungagung : Sistem rujukan online JKN-KIS sedang memasuki masa uji coba fase 3 yang dimulai sejak 22 September 2018 lalu hingga 15 Oktober 2018 nanti. Hingga fase 3 ini, proses mematangkan sistem pada aplikasi masih dilakukan. Walau demikian, pelayanan kesehatan tetap berjalan. Seperti yang diakui oleh salah satu peserta JKN-KIS asal Kabupaten Tulungagung, Hartojo (66), yang merupakan penderita penyakit hipertensi dan diabetes melitus. Hartojo rutin menggunakan jaminan kesehatannya untuk kontrol, sejak jaman PT Askes (Persero) hingga BPJS Kesehatan saat ini, oleh karena itu ia sangat paham setiap proses layanan kesehatan yang didapatkan.

“Saya menderita hipertensi sejak tahun 2011, saat itu saya check up ke RSUD dr. Iskak Tulungagung, dan pada saat itu akhirnya ketauan bahwa saya juga mengidap diabetes melitus. Mulai saat itu saya setiap bulan rutin kontrol menggunakan kartu Askes yang saya miliki,” ungkap Hartojo.

Peserta yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Dokter Praktik Perorangan dr. Achmad Ardianto ini merasa terbantu dengan adanya sistem rujukan online.

“Dengan adanya sistem rujukan online ini kami sangat terbantu. Sebelumnya saya harus mengantri di loket, tetapi dengan sistem rujukan online kami dirujuk tanpa membawa berkas-berkas rujukan yang biasa dibawa sebelum adanya sistem rujukan onlineini. Sekarang sudah tidak lagi, saya langsung dilayani lebih cepat daripada bulan kemarin. Bulan ini kan saya sudah menggunakan rujukan online,” jelasnya.

Kini, pensiunan PNS ini tidak perlu repot membawa berkas rujukan, mengingat usia dan kesehatannya yang sudah tidak sekuat dulu. Ia berharap sistem rujukan online bisa diteruskan, sehingga BPJS Kesehatan terus bermanfaat.

“Harapan saya, sistem rujukan online bisa diteruskan karena kami sebagai orang tua gini kalau bawa berkas-berkas terlalu banyak ribet, buat kami ribet. Semoga layanan BPJS Kesehatan juga bisa terus bermanfaat kepada mereka-mereka yang membutuhkan terutama kepada kita pensiunan PNS. Tanpa adanya BPJS Kesehatan mungkin untuk biaya berobat kita tidak akan mampu, seperti yang diderita suami saya yang setiap saat kontrol, tanpa ikut kepesertaan BPJS Kesehatan mungkin akan keluar biaya hingga jutaan setiap kontrol. Terima kasih BPJS Kesehatan, luar biasa BPJS Kesehatan,” kata  Hartojo dengan istri yang saat itu mendampingi. (chik)

Pos Terbaru