Categories: Berita
Published September 20, 2022

Wakil Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, SE mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Program Aksi Cegah Stunting (ACS) Mandiri secara virtual pada Selasa (20/9/2022). Kegiatan ini merupakan lanjutan dari FGD sebelumnya yang pernah dilaksanakan Senin (5/9/2022) lalu.

Wakil Bupati Tulungagung dalam acara tersebut menyampaikan terima kasih kepada Habibie Institute for Public Policy and Governance (HIPPG), Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri yang telah berkenan memilih Kabupaten Tulungagung menjadi satu dari 14 kabupaten di Indonesia sebagai lokasi fokus Gerakan Cegah Stunting.

Wabup Tulungagung menjelaskan bahwa upaya percepatan penurunan stunting menjadi program prioritas pembangunan di Kabupaten Tulungagung. Itu seperti yang telah tertuang dalam Perda Nomor 11 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2018-2023. Sejalan dengan Pemerintah Pusat, Pemkab Tulungagung menargetkan prevalensi stunting untuk tahun 2021 sebesar 5,51%, tahun 2022 sebesar 5,23% dan sebesar 4,97% di akhir tahun 2023.

Sedangkan untuk mendukung percepatan penurunan stunting, Wabup menyebut telah diterbitkan kebijakan/regulasi antara lain : Peraturan Bupati Tulungagung nomor 52 tahun 2019 tentang Percepatan Pencegahan Stunting Terintegrasi dan selanjutnya diperkuat dengan adanya Perda Pencegahan dan Pengananan Stunting dimana dalam perda ini juga telah mengintegrasikan aksi cegah stunting sebagai bentuk strategi percepatan penurunan stunting di Tulungagung.

“Komitmen Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam penurunan stunting dapat terlihat pula dari alokasi anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun baik bersumber dari APBD maupun APBN dengan proporsi anggaran 9,80% dari APBD Tahun Anggaran 2021 dan 13,07% dari APBD Tahun Anggaran 2022,” jelasnya.

Dalam rangka pemfokusan intervensi, setiap tahun telah ditetapkan lokus penanganan Stunting dimana untuk tahun 2021 sebanyak 10 desa, tahun 2022 meningkat menjadi 13 desa dan tahun 2023 direncanakan 20 Desa. Selanjutnya, untuk memastikan intervensi tersebut terlaksana dengan efektif dan tepat sasaran, telah dilaksanakan monitoring terpadu terhadap desa/kelurahan lokus.

“Pemerintah Kabupaten Tulungagung terus memperkuat kemitraan pentahelix baik organisasi masyarakat, media, akademisi,  dan dunia usaha dalam penurunan stunting, disamping itu Program inovasi juga terus didorong di jajaran OPD diantaranya, PESUT DAMINI dan PENA HATI: Pencegahan Stunting melalui Pendampingan Ibu Hamil dan atau Anemia dan Pendampingan Ibu Hamil Risiko Tinggi, GARASI DEPAN BERSIH: Gerakan Perbaikan Nutrisi dengan Pola Makan, Pola Asuh, Sanitasi dan Akses Air Bersih dan Inovasi – inovasi lainnya,” tuturnya.

Masih kata Gatut, untuk program ACS yang dilaksanakan di Desa Macanbang Kecamatan Gondang menunjukkan tren yang bagus dimana Jumlah Balita Stunting di Desa Macanbang yang dirujuk sebanyak 16 balita, setelah diterapi 5 anak sembuh (tidak stunting) dan  11 anak masih terapi lanjutan.

“Adapun strategi dan penanganan yang dilakukan, yakni pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) (telur dan susu UHT) dan pemantauan BB, PB/TB serta status gizi balita dilakukan setiap 1 minggu sekali (Hari Rabu). Jika BB balita tidak naik sesuai standar dan atau status gizi BB kurang dirujuk Ke Puskesmas (Mendapat Susu PKGK). Sedangkan Balita stunted atau balita yang 2 kali penimbangan tidak naik BBnya dirujuk Ke RS dr Iskak dan mendapat PKMK. Serta Balita dengan status risiko gizi lebih, gizi lebih dan obesitas dirujuk ke puskesmas balita dengan obesitas dirujuk ke RS dr Iskak “, tandasnya. (Prokopim Tulungagung)

Pos Terbaru