Bertempat di pendopo kongas arum kusumaning bangsa Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M. bersama Wakil Bupati Gatut Sunu Wibowo,SE, Forkopimda dan OPD ikuti Siraman rohani di bulan ramadhan 1443H yang diselenggarakan Pemkab Tulungagung pada hari jumat 8/4/2022.
Bupati mengatakan tidak terasa kita telah memasuki bulan Suci Ramadhan 1443 H / tahun 2022 pada hari yang ke 6 mari kita sambut bulan suci Ramadhan ini dengan penuh suka cita dan mengisinya dengan momentum bulan Suci Ramadan 1443 Hijriah ini sebagai upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dalam menumbuhkan kejujuran, keikhlasan, kepedulian sosial, dan melakukan hal baik yang berhubungan dengan Allah Subhanahu wa ta’ala.
“Selain itu siraman rohani ini sangat bermanfaat guna mempertebal keimanan bagi Kepala Organisasi Perangkat Daerah maupun jajaran Forkopimda yang hadir,” imbuhnya.
Bupati Maryoto menambahkan, bulan suci Ramadlan adalah bulan tempat kita memperbaiki diri untuk kembali kepada jati diri kita sebagai seorang hamba yang wajib tunduk dan berserah diri pada semua perintah dan larangan yang datang dari-Nya, dan kita juga mengemban fungsi sebagai khalifah yang bertugas mengelola dan memakmurkan alam semesta dengan segenap isinya. Oleh karena itu, pada hari ini kita berkumpul untuk mengikuti tausiyah Ramadhan agar menambah wawasan, menambah ilmu dan menambah pengetahuan untuk bekal sebagai pengelola alam ini (Kholifah fil ardh)..
Bupati Maryoto mengharapkan dalam menjalankan ibadah puasa masyarakat tetap menjaga kebersamaan terutama antar umat beragama, dan bagi masyarakat Tulungagung agar bisa menjalankan ibadah Ramadan dengan tetap mematuhi protokoler kesehatan Covid-19.
Siraman rohani kali ini diisi tausiah dari Ketua PCNU Kh. Abdul Hakim Mustofa diantaranya mengatakan puasa romadhon adalah sarana menggapai ketakwaan, sarana mensyukuri nikmat dan juga melatih diri untuk mengekang jiwa melembutkan hati dan mengendalikan syahwat dan juga memfokuskan hati untuk berdzikir tentang keagungan dan kebesaran Allah menjadikan orang yang kaya semakin memahami besarnya nikmat Allah kepadanya memunculkan sifat kasih sayang dan lemah lembut terhadap orang-orang miskin. Melatih kesabaran dan meraih pahala kesabaran tersebut, karena dalam puasa terdapat tiga macam kesabaran sekaligus, yaitu sabar menghadapi kesulitan, sabar dalam menjalankan perintah Allah dan sabar dalam menjauhi larangan-Nya. (Prokopim)