Categories: Berita
Published Maret 29, 2020

Dalam rangka upaya pencegahan Virus Corona berkembang di daerah kota marmer, maka Pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19) yakni dengan melakukan menyemprotkan cairan disinfektan kesetiap kendaraan bermotor (ranmor) yang memasuki wilayah Tulungagung, dari arah Kediri menuju Tulungagung pada Sabtu (28/03/2020) di Desa Pojok Kecamatan Ngantru.

Tak hanya itu, setiap pengendara maupun penumpang yang melewati pintu masuk perbatasan Tulungagung diwajibkan melakukan pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermogun.Kegiatan itu melibatkan tim gabungan dari Polres, Kodim 0807, Dinkes, Dishub dan Satpol PP setempat.

Bupati mengungkapkan, opsi ini diambil lantaran di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur sudah ada pasien yang positif terinfeksi Virus Corona. Bahkan beberapa daerah juga sudah masuk zona merah. Untuk itu, pihaknya berinisiatif untuk memutus penyebaran Virus Corona ini dengan mengecek setiap penumpang kendaraan yang memasuki wilayah Tulungagung.“Ini salah satu upaya kami untuk mencegah penyebaran Virus Corona,” tegas Bupati Tulungagung Maryoto Bhirowo.

“Setiap kendaraan yang masuk kita semprot dengan disinfektan. Sedangkan penumpangnya kita cek suhunya dengan thermogun,” jelasnya. Maryoto menambahkan, dalam operasi ini pihaknya sengaja melibatkan banyak pihak. Tujuannya, apabila ada temuan warga yang memiliki suhu diatas 37 derajat langsung bisa ditangani oleh Dinkes dan Puskesmas setempat.

“Nanti tim medis yang lebih tahu, orang tersebut perlu diisolasi mandiri, atau diisolasi di puskesmas, atau harus dibawa ke RSUD dr Iskak,” imbuhnya.

Sementara itu Kapolres Tulungagung AKBP Eva Guna Pandia menjelaskan, untuk mempermudah penyemprotan dan pengecekan kondisi kesehatan pengguna jalan pihaknya memiliki klasifikasi tersendiri yakni setiap kendaraan yang diberhentikan dipilih yang nomor polisinya (nopol) berasal dari luar Tulungagung seperti L, N, S, W, AG (non-Tulungagung) dan sebagainya.“Selain ranmornya disemprot disinfektan, penumpangnya juga dicek kesehatannya,” katanya.

Pandia melanjutkan, pengecekan ini juga untuk memantau apakah ada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Tulungagung yang pulang kampung. Sebab, setiap tahun setidaknya ada 9.000 TKI yang pulang ke Tulungagung.

“Nah jika TKI itu berasal dari negara yang terpapar Virus Corona, maka TKI tersebut harus dicek kesehatannya,” ujarnya.Namun demikian Pandia mengungkapkan masyarakat tidak perlu risau dengan kegiatan protektif ini. Pasalnya, hal ini semata-mata dilakukan untuk memutus penyebaran Virus Corona.

“Sekali lagi kami sampaikan agar masyarakat bersedia bekerja sama untuk tetap di rumah. Jika ada keluarga atau tetangga yang pulang dari luar negeri atau mengalami gejala klinis seperti Corona diharap melaporkannya,” pungkasnya.(PRI/HMS)

Pos Terbaru