Categories: Berita
Published Maret 6, 2020

Ratusan orang yang berasal dari santriwan dan santriwati pondok MIA Desa Moyoketen Kecamatan Boyolangu serta warga sekitar pondok kamis, 5/03/2020, sekitar pukul 19.00 wib berkumpul di halaman Pondok MIA Desa Moyoketen Tulungagung. Mereka mengikuti acara Haul K.H Abdul Aziz yang ke 12, K.H Asrori Ibrohim ke 23, K.H Syafi’i Abdurrohman ke 11.
Nampak hadir ditengah tengah peserta dalam acara ini Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., beserta kepala OPD terkait lingkup Pemkab Tulungagung, Mupika dan para perangkat desa yang ada di Desa Moyoketen Kecamatan Boyolangu Tulungagung.

Dalam sambutannya Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., dihadapan para peserta haul ini diantaranya mengajak segenap keluarga besar Ponpes Mia Moyoketen untuk memperkuat pondasi pendidikan dan strategi dakwah, agar pondok ini dapat terus tumbuh dan berkembang tanpa kehilangan jati dirinya di tengah arus zaman yang terus berubah. “ Mari kita tingkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam, terutamanya dengan memberikan perhatian yang lebih lagi pada fisik keislaman kemodernan dan kemanusiaan, agar kita dapat mengimbangi kemajuan dan perkembangan zaman yang semakin kompleks ini ,“. kata bupati.

Selanjutnya bupati mengatakan bahwa pondok pesantren adalah salah satu benteng terbaik bangsa Indonesia dalam memerangi paham radikalisme dan terorisme yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. “ Sebagaimana kita ketahui, bahwa timbulnya radikalisme di kalangan pemuda, disebabkan oleh minimnya pemahaman agama. Belajar agama secara dangkal, dapat memicu mereka melakukan kekerasan, atas nama agama. Tindakan terorisme belakangan ini dilakukan dengan cara bom bunuh diri, pada islam melarang tindakan bunuh diri, sehingga tindakan terorisme dapat bentuk apa pun sangat bertentangan dengan ajaran islam. Tindakan terorisme yang mengatasnamakan islam seringkali mengkaitkan perbuatan dengan jihad, pada mereka sebenarnya tidak tahu makna jihad yang sesungguhnya. Maka dari sinilah santri berperan nyata dalam cegah paham radikalisme pada generasi muda, karena generasi muda merupakan target potensial kelompok teror, akan tetapi generasi muda juga potensial untuk menjadi benteng bagi sesamanya ,“. lanjut bupati.

Yang terakhir bupati mengatakan melalui momentum tersebut diharapkan kita memperkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah basyariyah (persaudaraan atas dasar kesamaan bangsa) dan ukhuwah wathoniyah (persaudaraan antar sesama tanah air), “ Mari kita berikan sumbangan terbaik kepada bangsa dan negara kita, baik untuk saat ini, maupun untuk generasi berikutnya dan mari kita bangun tetap masyarakat berilmu Ulil Albab, sebagai ciri bangsa yang berdaya saing tinggi, yang mampu memberikan kontribusi pada pembangunan peradaban ,“.kata bupati. (Nug/Hms)

Pos Terbaru