Categories: Berita
Published April 14, 2022

Wakil Bupati (Wabup) Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo SE membuka rembuk stunting, Kamis (14/2/2022). Kegiatan yang digelar di ballroom Crown Victoria Hotel ini sebagai langkah percepatan, pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Tulungagung.
Turut hadir sebagai peserta, Kepala Perangkat Daerah Anggota Tim Percepatan Penurunan Stunting, Camat Dan Kepala Desa/Lurah Lokus, Penanganan Stunting, Anggota Tim Penggerak PKK Kabupaten Dan Kecamatan, Pimpinan Perguruan Tinggi, Organisasi Profesi, Organisasi Masyarakat, APSAI dan LSM.
Asisten Administrasi Umum Setda Pemkab Tulungagung, Imroatus Mufidah menyampaikan laporan panitia tim percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tulungagung, bahwa jumlah anak stunting berdasarkan data Bulan Timbang September 2021 adalah sebanyak 2.101 anak, dengan jumlah prevalensi stunting sebesar 4,52 %. Selanjutnya, ditangani tahun 2022 ini telah ditetapkan 10 Desa yang tersebar di 5 kecamatan, sebagai lokus penanganan stunting. Dengan tujuan untuk mempercepat penurunan stunting.
“Setelah dilakukan evaluasi, ada penambahan 3 lokus baru, yaitu: Desa Samar di Kecamatan Pagerwojo, serta Desa Krosok dan Desa Dono di Kecamatan Sendang,” katanya.
Selanjutnya, fokus daerah untuk tahun 2023 kedepan, lokus penanganan stunting di Kabupaten Tulungagung bertambah menjadi 20 Desa. Penambahan itu, memperhatikan jumlah kasus stunting, prevalensi stunting, dan jumlah keluarga berisiko stunting, serta mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah,
“Perlu diketahui dan menegaskan komitmen terhadap penurunan stunting ini, Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah mengintegrasikan program dan kegiatan penanganan stunting dalam APBD tahun 2022 dan perencanaan anggaran dalam RKPD Tahun 2023,” tuturnya.
Mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan ini juga berharap dengan dilaksanakannya Rembuk stunting ini dapat menghasilkan output berupa, komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh Bapak Bupati, perwakilan DPRD, Camat, Kepala Desa, dan perwakilan sektor non pemerintah; Rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas sektor untuk dimuat dalam RKPD 2023.
“Untuk menindaklanjuti kegiatan Rembuk Stunting hari ini, akan dilaksanakan aksi konvergensi tahap lanjutan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting, berupa: Pelaksanaan Penguatan Peran Desa dan Pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM), Penguatan Sistem Manajemen Data, serta Pengukuran dan Publikasi Stunting,” tandasnya.
Sisi lain, Wabup Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo dalam sambutannya menyampaikan permasalahan stunting akan tetap jadi perhatian daerah meski, prevalensi angka stunting Tulungagung kategori rendah. Karena itu,pihaknya memerintahkan jajaran Pemerintah Tulungagung untuk terus melaksanakan 8 (delapan) aksi konvergensi stunting secara berkelanjutan untuk menuju zero mallnutrisi atau zero stunting di tahun 2030.
“Seluruh jajaran Perangkat Daerah untuk terus melaksanakan aksi-aksi intervensi baik yang berupa intervensi spesifik maupun sensitif oleh Perangkat Daerat diluar kesehatan yang ternyata memberikan kontribusi besar dalam penurunan stunting,” katanya.
Lanjut Gatut, program/Kegiatan yang berorientasi penurunan stunting bahkan, akan menjadi prioritas utama dari sisi perencanaan dan penganggaran sebagaimana tertuang pada RPJMD tahun 2018-2023.
“Dan saya akan turun tangan mengawal dan memantau pelaksanaan setiap program penurunan stunting agar berjalan baik dan tepat sasaran,” tandasnya.
Ditempat berbeda, Ketua TP PKK Kabupaten Tulungagung, Ny. Siyuk Maryoto Birowo mengatakan untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah mencanangkan aksi bersama yang disebut “Gerakan Nasional Percepatan Penurunan Stunting” dimana peran serta PKK sangatlah penting. Dan pemerintah kabupaten tulungagung telah mendukung penuh gerakan ini, untuk itu pada kesempatan tersebut pihaknya mengimbau seluruh kader-kader pkk di tingkat desa untuk bersama-sama bergandengan tangan mendukung gerakan percepatan penurunan stunting melalui upaya pencegahan dan penanganan stunting.
“pencegahan dan penanganan stunting telah banyak kiprah/kegiatan yang dilaksanakan oleh tim penggerak PKK diantaranya dengan sosialisasi secara berjenjang dengan tujuan untuk mencegah stunting melalui pola asuh anak selama 1000 hari pertama kehidupan. Pola asuh yang penuh cinta kasih akan membangun semangat anak,” katanya.
Selanjutnya, upaya lain yakni monitoring pelaksanaan bulan timbang dengan tujuan kader posyandu dapat mengukur tinggi dan berat badan anak dengan baik dan benar. “Disamping itu tim penggerak PKK juga aktif bekerjasama dengan perangkat daerah memberikan bantuan bagi balita stunting,” tandasnya. (Tok/Pro)

Pos Terbaru