Jamasan Pusaka kabupaten Tulungagung yaitu Tombak Kanjeng Kiai Upas kembali digelar pada tahun 2019, acara siraman / jamasan Tombak Kayi Upas ini dilaksanakan pada tanggal 13 bulan suro (penanggalan Jawa dan pada tahun ini jatuh pada hari jum’at Legi), tanggal 13/09/2019.
Dalam prosesi siraman yang digelar dengan menggunakan berbagai macam sesaji serta diiringi Gending Monggang tersebut dihadiri oleh Bupati Kabupaten Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., dan Anggota FORPIMDA serta pimpinan OPD lingkup Pemkab Tulungagung.
Ketua panitia kegiatan Drs. Heru Santoso, M.M., dalam acara siraman tombak Kyai Upas ini mengatakan bahwa tujuan digelarnya acara ini adalah mengembangkan nilai nilai tradisi budaya para leluhur yang adiluhung, melestarikan kekayaan tradisi budaya di kabupaten sebagaimana yang tertuang dalam pokok pikiran kebudayaan daerah, serta mewujudkan program nasional yaitu memajukan kebudayaan.
Bupati Tulungagung dalam sambutanya pada acara Jamasan Tombak Kanjeg Kyai Upas ini diantaranya mengatakan bahwa prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas pada tahun ini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh kementrian Kebudayaan RI untuk itu bupati mengajak kepada seluruh undangan yang hadir supaya sama sama berdoa memohon kepada tuhan yang maha esa agar Tulungagung tetap kondusif, Ayem Tentrem Mulyo lan Tinoto serta aman terhindar dari segala mara bahaya serta semakin sejahtera sekaligus ungkapan syukur kita atas anugrah Tuhan tersebut.
Pada siraman kanjeng Kyai Upas ini selalu disertai dengan perlengkapan sesaji berupa Tirta Nawa yaitu air dari sembilan mata air (Air Panguripan dari Goa Tritis, Air bilik tengah, Air buntut, Air tempuran, Air Gotehan, Air kelapa, Air Sumur, Air Deresan Randu dan Air deresan Pisang) serta mengikut sertakan Ayam Sapta atau tujuh macam ayam jantan yaitu Mas kumambang, Rajegwesi, Ayam Cemani, Ayam putih mulus, Ayam Walik, ayam Tulak, dan ayam biasa.
Acara yang selalu rutin dilaksanakan pada setiap tahun tersebut banyak dinimati warga hal ini dikarenakan sebagian dari mereka ada yang percaya bahwa bekas air dari siraman pusaka mengandung tuah tersendiri yaitu berkasiat atau berkah untuk awet muda, mudah rejeki, menyembuhkan penyakit dan keberkahan lainya.
Sebagai informasi bahwa siraman tombak pusaka Kyai Upas ini di Tulungagung selalu dilakukan rutin pada setiap tahun pada bulan Suro, yaitu untuk membersihkan bilah tombaknya. Sebagian masyarakat kota marmer percaya jika sampai tombak Kiai Upas hilang atau dipindah dari Kota Tulungagung maka bakal terjadi bencana besar di Kota Tulungagung baik itu banjir atau wabah penyakit.
Dalam rangkaian kegiatan Siraman Pusaka Tombak Kyai Upas milik keluarga Pringgo Koesoeman, tersebut setelah prosesi siraman biasanya selalu digelar prosesi selamatan dengan menggunakan 30 sampai 40 buah ambeng oleh warga masyarakat. Kemudian pada malam harinya ditempat yang sama digelar Wayang Kulit semalam suntuk dan kemudian dilanjutkan murwokolo. Pada tahun ini jamasan pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas dilakukan di halaman Kantor Arsip Tulungagung.
Perlu diketahui bahwa pusaka tombak Kayi Upas (Kanjeng Kayi Upas ) mempunyai panjang bilah kurang lebih 35 Cm, dengan ciri – ciri didalam bilah tombak bagian bawah ada tulisan hijaiyah/ arab dari emas bertuliskan lafal Allah – Muhammad. (hms)
Pos Terbaru
-
Pj Bupati Heru Suseno Serahkan Hibah Kompetitif Program YESS dan Panen Jagung
-
Pj Bupati Heru Suseno Dukung Program Makan Bergizi
-
PENGANUGERAHAN TIK AWARD 2024
-
PJ KETUA TP PKK KAB TULUNGAGUNG MEMBUKA ACARA SOSIALISASI PERATURAN MENDAGRI NO 13 TH 2024
-
Pj Bupati Ajak Masyarakat untuk Datang ke TPS Salurkan Hak Pilih di Pilkada Serentak 2024
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Tulungagung
Important Links
Contact me
Jalan Ahmad Yani Timur No 37, Kabupaten Tulungagung
Phone : +62 (355) 321201
Copyright © 2023 Portal Resmi Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Tulungagung